Monday, November 5, 2012

KELAS NINJA FRAME STANDAR, IDOLA BARU DI DRAG BIKE



 



Katanya kelas murah di drag bike. Sehingga animo peserta one make race  Kawasaki Ninja Frame Standar (2-tak s/d 150 cc) terus naik. Dia jadi idola baru dan mengancam kelas favorit yang sudah ada sebelumnya, Matik Tune Up s/d 200 cc. Itu yang terjadi di serial Pertamina Enduro Drag Bike (PEDB) 2012. Ironisnya belum semua peserta tahu  aturan baku tekniknya.
Door prize dapat hadiah mobil, kelas ini hanya beda 6 starter dari akumulasi sampai 5 seri PEDB di Delta Mas, Cikarang, Bekasi, 20 -21 Oktober 2012. “Dibuka pertama di Surabaya, starter hanya 30. Seri kedua di Solo, jadi 90. Itu sekaligus rekor starter di semua kelas  PEDB,” kagum Helmy Sungkar, pimpinan Trendy Promo Mandira (TPM) penyelenggara PEDB.
Di seri 5 ini, ada 62 starter, sementara matik tune-up s/d 200 cc hanya  47 starter. “Boleh saja ramai, tapi panitia dan yang berkepentingan soal aturan, harus lebih banyak mensosialisasikan. Terutama aturan tekniknya,” pinta Bobby, privater asal Karawang, Jawa Barat.
Maklum kelas ini banyak diikuti perorangan. Seperti Bobby yang ragu membubut magnet pengapian aslinya. Padahal, bisa. Makin ragu lagi dengan omongan juri IMI di PEDB. Katanya, “Sebetulnya magnet tidak boleh dibubut, apalagi diganti yang bukan asli. Tapi karena dari seri sebelumnya aturan ini tidak dipakai, semua seri PEDB boleh bubut magnet asli. Ingat, tidak boleh ganti racing,” terang Saeful Hidayat yang di Cikarang menjadi juri lomba.
Tuh kan. Aturan pada 
Sport 2 Tak Tune Up s/d 155 cc mayoritas menggunakan Ninja ini,  lebih utama membatasi rangka atau frame. Dia tidak boleh diutak-atik sama sekali alias standar. Bodi juga harus bawaan pabrik, macam tangki harus ada merek Kawasaki Ninja 150. Hehehe....
Kompresi dan portingnya boleh dikorek. CDI dan koil sama-sama boleh diganti, kenalpot  racing silakan pakai yang termahal. Terus, gigi rasio boleh ganti juga. Tapi dibatasi dari saluran masuk yang standar. Kan karburatornya wajib standar. Namanya standar tidak boleh diganti dan direamer.
Dengan pelonggaran 'sedikit' itu, tetap bicara dana. Supaya bisa kompetitif, dana akan tersedot masih belasan juta. “Lha, yang standard kan sasis doang, lainnya boleh diutak-atik,” kekeh Muhamad Yusron mekanik dari tim KickStart Baitech yang menghabiskan Rp 15 juta untuk membuat Ninja di kelas ini bisa bersaing.

Adi dari TJM Kocar Kacir Sepeda Sukses Gila Balap, Karawang, ‘baru’ menghabiskan Rp 10 juta. Itu rasio masih standar. Dia sudah cek harga rasio Ninja drag kurang lebih Rp 5 juta. “Makanya catatan waktunya cuma 7.912 detik,” kata Adi sembari membandingkan dengan catatan Eko  Chodox yang 7.614 detik di kelas yang sama.
Penyempurnaan aturan dan sosialisasi kunci kelas ini tetap diminati. Karena kelas ini dibuka untuk menampung aspirasi penggemar bali (balap liar) yang rata-rata pakai Ninja, “Harusnya dibuat sederhana, misal kenalpot standar bobok, magnet asli tapi CDI boleh ganti, rasio standar, dankarbu asli. Supaya sesuai dengan sebutannya Ninja Frame Standar,” saran Adi ‘Tato’, mekanik dari tim Putra Jaya Mijo Cilacap yang motornya dipacu Bowo Samsonet di kelas ini.
Juga kategori jokinya dibatasi bro. Standar harus dipacu joko, eh, joki yang standar alias pemula juga

0 komentar:

Post a Comment