Friday, November 2, 2012

Penemuan Species Baru (th 2011-2012)


09APR
Saudaraku sekalian. Kali ini saya akan mengajak Anda untuk lebih jauh mengulik tentang kekayaan flora dan fauna yang ada di bumi Nusantara ini. Meski ini merupakan hasil penemuan yang sangat sedikit dari yang sebenarnya, namun setidaknya bisa memberikan gambaran yang lebih jelas akan anugerah Tuhan yang sangat berlimpah bagi kita.
Dari sekian banyak spesies yang telah ditemukan, berikut ini sebagian penemuan yang bisa dikatakan paling menarik. Diantaranya:
1. Katak bertaring
Inilah monster yang ditemukan pada tahun 2011. Bukan hanya satu, melainkan 13 spesies. Beberapa ilmuwan asal Indonesia seperti M Iqbal Setiadi, Jatna Supriatna dari Universitas Indonesia, dan ilmuwan lainnya terlibat dalam penelitian yang dipublikasikan di American Society of Naturalist pada 18 Juli 2011.
Sejumlah 13 spesies katak bertaring masuk dalam genus Limnocetes. Ciri katak ini adalah memiliki tonjolan serupa taring di rahang bagian bawah. Ada satu spesies yang memiliki kaki berselaput tebal seperti kaki bebek untuk beradaptasi dengan derasnya arus sungai. Ada juga katak yang melakukan fertilisasi internal atau pembuahan dalam tubuh serta memelihara anakannya. Cara ini langka karena umumnya katak melakukan fertilisasi eksternal dan tidak memelihara anakan.
2. Monster Garuda
Spesies ini tentu saja bukan monster yang sebenarnya. Dia sejatinya adalah Tawon spesies baru yang ditemukan di Mekongga, Sulawesi. Nama ilmiah untuk spesies ini belum ditetapkan, tetapi memakai nama “Garuda” karena berasal dari Indonesia.

Tawon spesies ini dijuluki monster karena penampakannya yang menyeramkan, memiliki mandibula (rahang bawah) bak ninja, dan rahang yang lebih besar dari kaki depannya. Sejumlah peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terlibat dalam penemuan spesies ini.
3. Kelelawar Sulawesi
Jenis kelelawar yang ditemukan di Sulawesi ini adalah Thoopterus suhaeniahi. Pakar kelelawar dari LIPI, Ibnu Maryanto, adalah penemunya. Kelelawar tersebut berperan dalam penyerbukan kayu besi. Spesies kelelawar ini adalah salah satu wujud kekayaan jenis kelelawar di Indonesia. Sebanyak 225 jenis kelelawar saat ini eksis di Nusantara, atau 11% dari total kelelawar yang ada di dunia.
4. Ikan penipu
Laut Indonesia maha kaya. Sampai-sampai, ada spesies ikan penipu yang ditemukan di Laut Sulawesi. Ikan penipu ini sungguh hebat sehingga bisa mengelabuhi gurita “master penipu”. Penipu di sini perlu diklarifikasi dulu. Penipu berkaitan dengan kemampuan komuflase hewan laut. Beberapa hewan laut punya kemampuan berakting layaknya spesies lain sehingga terhindar dari predator.
Ikan penipu tersebut ditemukan oleh penyelam Godehard Kopp ketika sedang menyelam di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. Ikan penipu tersebut diperkirakan merupakan black-marble jawfish (Stalix cf. histrio). Kopp merekam perilaku ikan penipu tersebut. Dalam rekamannya, ikan penipu itu sedang berada di dekat Gurita Penyamar (Thaumoctopus mimicus), salah satu master komunflase alias penipu spesies lain. Ikan penipu tampak mengikuti ke mana pun gurita pergi. Ikan itu bahkan tampak bagai tentakel gurita penyamar (lihat tanda panah merah pada foto di atas). Ia bergerak mengikuti ke mana pun sang gurita penyamar pergi. Alhasil, ikan penipu itu sukses mengelabuhi gurita penyamar yang tak menyadari bahwa di dekatnya ada spesies berbeda yang mungkin saja bisa dijadikan mangsa.
Hasil rekaman tersebut dikirimkan ke Luiz Rocha dan Rich Ross, biolog dari California Academy of Sciences. Lalu hasil analisisnya dipublikasikan di jurnal Coral Reefs. Rocha dan Ross terkejut dengan penemuan ini. Seperti dikutip National Geographic, Kamis (5/1/2012), Rocha mengatakan, “Kita tidak pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.”
5. Ikan pelangi dari Raja Ampat
Spesies ikan pelangi yang cantik ditemukan di wilayah eksotis Raja Ampat, bagaikan peri atau bidadari dari surga. Nama spesies ikan pelangi yang ditemukan adalah Melanotaenia salawati. Penemuannya dipublikasikan di International Journal of Ichtyology Cybium. Ilmuwan asal Indonesia, Kadarusman Loba, adalah salah satu yang terlibat dalam penemuan ini.

Ikan Pelangi Salawati ditemukan di Sungai Doktor, bagian barat Pulau Salawati, sekitar 64 km dari Sorong. Spesies ini memiliki tubuh berbalut warna ungu serta tutup insang yang berwarna emas dengan noktah hijau. Bagian perutnya berwarna violet dengan noktah biru. Ikan Pelangi Salawati adalah spesies ikan pelangi ke-19 yang ditemukan di wilayah Kepala Burung Papua.
Papua, yang sering disebut juga pulau cendrawasih tak henti-hentinya membuat para ilmuan penasaran, mereka mengatakan inilah salah satu tempat dimuka bumi paling misterius yang menyimpan banyak spesies unik dan mengagumkan yang belum ditemukan. Dalam kurun waktu 10 tahun saja mereka menemukan lebih dari puluhan spesies baru di pulau yang dibagi menjadi dua negara itu.
6. Striking damselfish
Adalah salah satu dari 1.060 spesies baru yang ditemukan pada atau dekat pulau New Guinea (lihat peta) antara tahun 1998 dan 2008, menurut sebuah laporan baru. Pulau tropis terbesar bumi terbagi antara Indonesia di barat dan Papua Nugini di timur.
7. Giant Bent-Toed Gecko
Beberapa spesies reptilia 43 baru ditemukan di papua nugini selama sepuluh tahun periode laporan, termasuk ini Giant Bent-Toed Gecko, ditemukan tahun 2001 di Indonesia.

8. Kadal biru kehijauan
Ditemukan di pulau Batanta, dari Semenanjung Papua, pada tahun 2001. Menjangkau sampai dengan 3,3 meter (meter) panjangnya, spesies ini salah satu penemuan paling spektakuler reptil di mana saja,” menurut WWF.

9. Kuskus bermata biru
Blue-Eyed Spotted Cuscus adalah possum kecil yang ditemukan pada tahun 2004 di Indonesia Nugini. Secara keseluruhan, pulau keragaman tertinggi pohon-tinggal marsupial di dunia, dengan 38 spesies yang luar biasa.

10. Snub-Fin Dolphin
Para ilmuwan membuat penemuan yang tak terduga di selatan perairan Papua nugini pada tahun 2005: spesies baru lumba-lumba yang disebut Snub-Fin Dolphin.

11. Wattled Smoky Honeyeater
Ditemukan pada tahun 2005 selama ekspedisi Conservation International ke berselimut kabut dari pegunungan Foja Propinsi Papua di Indonesia.

12. “Magnificent” Orchid
“Magnificent” Orchid Dendrobium limpidum secara resmi bernama pada tahun 2003. Kemudian di temukan kembali di tahun 2011. Meskipun pengakuan terakhir, bunga dan kekayaan alam lainnya di New Guinea akan segera menghilang. Antara 1972 dan 2002, sekitar 24 persen dari hutan hujan Papua New Guinea telah dibersihkan atau terdegradasi oleh penebangan atau pertanian subsisten, menurut laporan WWF.
13. Anggrek Frankieana
Anggrek yang bernama latin Vanda frankieana ini ditemukan oleh ilmuwan LIPI, Destario Metusala, yang bekerja sama dengan pakar anggrek Singapura, P O’Byrne. Penemuan spesies ini dipublikasikan di Malesian Orchid Journal volume 9 tahun 2012 nanti. Vanda frankieana tumbuh alami di Kalimantan. Spesies ini memiliki 1-5 kuntum bunga yang cukup besar, kaku, dan mengilat seperti berlilin dengan lebar 3,8-4,4 cm dan tinggi 3,6-4,2 cm. Sosok tanaman dapat mencapai tinggi 50 cm. Jenis anggrek ini berbunga pada bulan November, Desember, Februari, dan Maret. Warna bunganya kuning cerah dengan totol merah marun. Usaha mendeskripsikan anggrek ini sebagai spesies baru sudah dilakukan sejak 140 tahun lalu.
14. Fleshy-Flowered Orchid
Adalah salah satu dari delapan spesies anggrek baru yang ditemukan di wilayah Kikori Nugini selama survei selama satu dekade.
*****
Jadi, mengetahui akan hasil penemuan di atas – meski sangat banyak lagi yang lain di luar sana -, maka sudah cukup membuktikan bahwa memanglah tanah air kita ini tiada tandingannya di dunia. Banyak spesies flora dan fauna yang hanya di temukan di Nusantara. Dan bila seandainya dibentuk sebuah lembaga khusus; dengan alokasi anggaran khusu; dan fasilitas khusus, yang tugasnya hanya mencari, meneliti dan melestarikan semua kehidupan flora dan fauna di Nusantara ini, maka bisa dipastikan akan membuat siapa pun menjadi semakin terkagum akan kekayaannya.
Namun, sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa itu semua hanyalah sebatas cita-cita yang belum tercapai. Pemerintah dalam hal ini, tidak pernah serius memikirkannya apalagi memasukkannya ke dalam proker utama dalam RAPBN, karena sibuk dengan urusan politik dan koalisi partai, yang ujung-ujungnya hanya “bagi-bagi” uang miliki rakyat. Sehingga yang lebih peduli, banyak berekspedisi, meneliti dan menemukan spesies baru adalah pihak asing. Padahal bila bangsa ini mau serius mewujudkannya, maka bisa dipastikan akan mendatangkan keuntungan di berbagai bidang, seperti: ekonomi, pendidikan, sains dan teknologi, medis dan bahkan politik. Sungguh sangat di sayangkan.

0 komentar:

Post a Comment